Tuesday, November 3, 2009

TEORI KRITIKAN SENI

Teori Kritikan Seni
Kritik seni sudah lama dikenali dalam dunia seni mahupun sastera. Dalam dunia pendidikan mahupun penelitian sudah banyak diterapkan. Walaupun semula, seperti sifatnya yang evaluatif, pendekatan kritik seni digunakan untuk penelitian evaluatif, namun dalam perkembangannya dapat digunakan untuk jenis penelitian lainnya baik penelitian dasar maupun terapan karena sebenarnya dalam pendekatan ini ada aspek deskriptif, interpretatif, dan aspek evaluatif. Kritikan seni ini biasanya digunakan oleh seseorang atau penilai sesebuah karya seni untuk mengkritik karya seni.

Pendekatan kritikan seni yang dalam analisisnya menggunakan tiga faktor seperti faktor genetik, objektif, dan afektif dapat memecahkan masalah penelitian secara komprehensif seperti sifat penelitian kualitatif yang fenomenologis dan hermeneutik. Sifatnya yang lentur, pendekatan ini dirasai sangat aplikasi untuk penelitian-penelitian pada umumnya lebih khusus lagi untuk penelitian dalam cabang ilmu humaniora. Apabila membicarakan bidang kritikan seni, kita perlu mengetahui jenis-jenis kritikan yang tersedia ada. Kritikan boleh dibahagikan kepada tiga jenis yang utama iaitu, kritikan teori (Theoretical criticism), teori amali (practical criticism), teori terapan (applied criticism).

Banyak definisi yang berhubungan dengan kritikan seni teori yang dikemukakan oleh para ahli. Wikipedia (2006) mendefinisikan secara umum bahawa “art criticism is the written discussion or evaluation of visual art. Art criticism usually criticize art in the context of aesthetics or the theory of beauty. Kritikan seni merupakan diskusi tertulis atau evaluasi tentang seni visual. Kritikan seni biasanya mengkritik seni dalam konteks keindahan atau teori tentang keindahan. Menurut Wikipedia, kritikan seni ini sudah menjadi genre tersendiri yang merujuk pada sebuah pembelajaran seni yang sistematik yang diciptakan oleh para ahli. Definisi yang lebih teperinci juga dikemukakan oleh Swarts (2001) yang menjelaskan bahawa “art criticism is the process of analyzing, and interpreting works of art in terms of form, content, and context”. Kritikan seni adalah sebuah proses menganalisa dan menginterpretasi karya seni dalam hal bentuk (form), isi (content), dan konteks (konteks). Bentuk (form) dapat didefinisikan sebagai elemen karya seni yang bebas dari maknanya (misalnya warna, komposisi, atau ukuran pada sebuah bendera). Bentuk ini lepas dari emosi mahupun simbol yang melekat pada bendera tersebut.

Kritikan teori menyokong keterbukaan, yang secara terus menerus berproses sendiri, dan akhirnya memberi kontraversi pada reformasi sosial. Jelaslah bahawa jika kritikan seni mengajak persepsi, pemikiran, perasaan, dan imaginasi, sementara kritikan tersebut menyokong sebuah keterbukaan, dan dengan sendirinya terus menerus berproses, maka perkara ini dapat menjadi formula yang baik untuk sebuah pengalaman belajar. Dalam sejarah kritikan, terjadi perbezaan pandangan mengenai sumber nilai yang paling penting. Dalam menyingkapi pandangan atau teori-teori seperti di atas setelah mengkaji hal tersebut, Sutopo (1988, 1989) membagi tiga aliran utama iaitu kelompok kritikan genetik, kelompok kritikan fomalistik atau kritik intrinsik, dan kelompok kritikan emosional.

No comments:

Post a Comment